
Nyaris saja melewatkan tanggal unik 12-12-12 begitu saja, sampai dengan godaan itu datang di siang itu. Saat itu saya sedang mantengin timeline @nebengers, siapa tahu ada yang searah yang bida ditebengin. Ga sengaja muncul akun si soblay, one of my best friend, @Dhany_Nugraha yang memberi tebengan dari Bogor ke Cikini demi konser Tohpati Berkarya. Setelah itu terjadi chit-chat dengan dia, kurang lebih sih begini :
Saya : “Eh blay, sia rek ka konser Tohpati lain, balik jam sabaraha?Boleh yeuh nebeng mun cucok waktuna”
Soblay : “Heueuh, sigana mah jam 10an, arek moal?”
Saya : “Heuh, peuting teuing”
Soblay : “Emangna sia balik jam sabaraha?”
Saya : “Jam 8an, aslina balik magrib tapi rek nonton heula di Setiabudi One, sorangan”
Soblay : “Ey, geus mending nonton Tohpati weh, 125 rebu siah, resep parah”
Saya : “Duh kumahanya”
Soblay : “Worthed parah blay, 125rb, Tohpati kitu, projectna kaluar kabeh, kecuali Trisum sih”
Saya : “…duh sia beunget nyieun aing kabita…”
Beberapa menit kemudian saya menyerah pada godaan, lalu minta si Soblay mencarikan tiket Tohpati. Memang banyak benernya sih, untuk ukuran musisi sebesar Tohpati, rasanya harga 125 ribu terlalu murah. Sorenya, dikabari kalau saya dapat tiket setelah dibelikan di ticket box.
Konser Tohpati Berkarya merupakan konser seorang musisi bernama Tohpati Ario Hutomo, atau lebih dikenal dengan nama Tohpati saja. Ia lebih banyak memainkan musik Jazz sebagai genre musik utamanya. Tohpati sudah berkarya lebih dari 20 tahun di industri musik Indonesia yaitu sejak tahun 80an sampai dengan sekarang. Karya-karyanya sangat banyak, bisa dibilang ia sangat produktif dalam berkarya. Sudah lebih dari 100 karya musik telah ia persembahkan untuk penikmat musik baik karya pribadi dalam bentuk album bersama project garapannya atau lagu yang dibawakan penyanyi lain. Sebut saja Ruth Sahanaya, Syakila, Krisdayanti dan banyak penyanyi lainnya.
Bertempat di Graha Bhakti Budaya Taman Ismail Marzuki, konser yang seharusnya dijadwalkan mulai pukul 19.30 molor sekitar 50 menit yang sampai kini tidak diketahui sebabnya sehingga tepat pukul 20.20 konser baru dimulai. Beberapa penonton tampak begitu kesal dengan molornya jadwal ini sampai-sampai beberapa puluh orang menyindir dengan bertepuk tangan riuh di sekitar pukul 20.00. Rupanya penonton yang ternyata tidak sampai memenuhi ruangan karena beberapa bangku di tribun atas tampak kosong, sudah tidak sabar menyaksikan konser ini.
Konser Tohpati ini memang lebih spesial bukan karena hanya digelar pada tanggal canti 12-12-12 namun hampir semua project yang ia kerjakan saat ini ditampilkan. Tohpati memang tidak berkarya sendiri, ia selalu mengajak beberapa rekan musisi dalam setiap karyanya dan membuat project-project sendiri. Project yang ditampilkan malam itu adalah Ethnomission, Bertiga, Supersonic, dan beberapa karya kolaborasi dengan penyanyi yaitu Ruth Sahanaya, Syakila dan Bams.
Kembali ke jalannya konser, konser malam itu dibuka oleh Dewa Budjana yang memberikan opening speech malam itu. Dewa Budjana bekerja sama dengan Tohpati dalam project Trisum yang sampai saat ini sudah menghasilkan dua album. Project Trisum sendiri tidak ditampilkan berhubung I Wayan Balayan, seorang gitaris hebat lainnya sedang ada job di Bandun, dan sepertinya Budjana sendiri ada job juga, ditandai oleh tidak pernah tampil kembali Budjana malam itu. Budjana pun melontarkan pujian bagaimana produktifnya seorang Tohpati dalam berkarya. Budjana yang memang jarang dan tidak suka banyak bicara dibuat kikuk sendiri untuk membuka konser Tohpati. Sepertinya ini sebagai hukuman Tohpati untuk Budjana yang tidak bisa tampil dengan project Trisum-nya. Hehe.
Setelah opening speech oleh Dewa Budjana, panggung pun terbuka dan langsung lagu Number One dan Hope bernuansa Jazz mengalun dengan cepat. Tohpati malam itu tampil simpe dengan blazer dan celana jeans. Di panggung sebelah kiri duduk dengan rapi brass section terdiri dari 13 orang. Dua keyboardist (saya tidak hafal namanya), seorang pemain perkusi, Indro Hardjodikoro yang selalu menemani Tohpati di berbagai projectnya bermain bass, dan paling belakang adalah Demas Narawangsa, satu anak muda berbakat, menjaga tempo dengan gebukan drumnya.
Selanjutnya beat lagu diturunkan dengan kolaborasi Ruth Sahanaya malam itu. Tapi entah mengapa, semua penonton rasanya setuju ketika lagu kedua Uthe malam itu tampil mengecewakan. Bukan performa bagus dari seorang Uthe. Juga setelah itu tampil Syakila dengan Lukisan Pagi, musiknya dengan apik mengiringi namun tampaknya bukan malam bagus untuk Syakila.
Selanjutnya penonton diajak berdegub kencang melalu project Bertiga yaitu project yang bisa dibilang jatuhnya ke genre jazz fussion penuh hentakan. Bertiga digawangi oleh Tohpati, Indro dan Bowie (drummer Gugun Blues Shelter). Permainan Bowie yang atraktif sangan menghibur malam itu.
Project Ethnomission terasa saat Tohpati membawakan lagu yang etnik sekali dengan menghadirkan pemain kendang internasional Endang Ramdan dan pemain suling kawakan Dicky Suwadjiki. Keduanya tampil apik dan tidak canggung melebur dalam musik moderm. Hasilnya sungguh hebat sekali penonton puas terlebih ada kolaborasi unik antara Endang dan Demas yang sahut-sahutan memainkan alat musiknya masing-masing.
Hampir di penghujung konser, Tohpati menampilkan Project Supersonic. Tidak banyak yang tahu bahwa Tohpati di awal karir sering memainkan musik rock. Melalui project ini Tohpati ingin menampilkan rock yang macho, candanya. Supersonic diisi oleh Glen sebagai vokalis (jebolan Idol angkatan Mike), bassist asal Bali dan drummer muda berbakat.
Di tengah-tengah konser, Tohpati berkolaborasi dengan seorang pemain cello dengan membawakan musik klasik. Ini merupakan salah satu project Tohpati kedepan. Sepertinya ia mengenang masa kecilnya ketika awal perjalanan bermusiknya, oleh orang tuanya, Tohpati memang dileskan gitar klasik.
Malam itu dalam konser Tohpati Berkarya, penonton benar-benar disuguhkan Tohpati sebenar-benarnya, semua warna-warni Tohpati terlihat. Dari musik klasik, rock, pop, jazz semua dibawakan dengan begitu sempurna oleh Tohpati. Inilah Tohpati yang sebenarnya, tidak hanya Jazz. Dan sekali lagi, harga tiket VIP yang hanya 125 ribu sangat amat kebangetan murah dengan kualitas musik yang ditampilkan. Dan semoga musik berkualitas seperti ini semakin dihargai oleh penikmat musik di tanah air.
Catatan : – Dengan keterbatasan kamera pribadi kecuali gambar pertama, semua diambil dari Tempo